Tuhan baik, ya kan? (Maaf aku mengeluh)
Pernahkah kamu berada di situasi yang membingungkan dengan merasa kehidupanmu seperti stuck, nggak ada kemajuan, disitu-situ terus? Sebenarnya kamu udah berusaha biar ada perubahan dalam hidup, tapi hasilnya nihil. Dan sedihnya kamu nggak bisa cerita ke siapa-siapa karena kamu tidak bisa mengungkapkannya ke orang lain. Memikul beban masalah kepada diri sendiri adalah satu-satunya jalan yang ada di otakmu. Bahkan untuk menceritakan ke orangtuamu aja kamu rasa bukan ide yang bagus. Aku sedang mengalaminya. Hidupku terasa suram, padahal kupikir di masa kuliah aku bisa memperbaiki kepribadianku yang sulit terbuka kepada siapapun. Aku nggak pernah menyangka kalau ternyata aku malah diberi masalah yang lebih rumit lagi oleh Tuhan. Tuhan tidak akan memberikan masalah diatas kemampuan makhluknya, ya kan? Ya, aku setuju dengan hal itu. Akupun percaya kalau aku bisa menyelesaikan masalahku yang kurasa sangat banyak dan membebani. Beberapa masalah yang pernah aku alami juga bisa aku selesaikan.
Aku mengalami banyak sekali pengalaman yang tidak sejalan dengan rencana awalku. Dimulai dari masa kuliah dimana awal aku memaksa diri untuk berubah dari seorang pemalu yang malu untuk bersosialisasi dengan orang, terutama orang yang baru kukenal. Rencana awalku aku ingin mencari dan mendapatkan banyak teman yang menyenangkan, yang bisa membuat hariku terasa bahagia. Tapi akhirnya aku tidak mendapatkan satu pun teman yang aku inginkan. Bukan karena aku pemilih, hanya saja aku nggak suka dengan orang yang memiliki sifat suka membicarakan temannya ketika temannya tidak sedang bermain bersama. Aku pikir mungkin ketika aku nggak bersama mereka, mereka akan membicarakan keburukanku. Dan yang pasti aku nggak nyaman dengan kebiasaan seperti itu. Namun temanku banyak yang seperti itu, akhirnya aku tetep nggak bisa berbaur dan hasilnya aku nggak punya teman.
Sebenarnya aku ingin sekali bisa kenal orang yang memahami sifat anehku yang selalu kudu dipancing untuk mengobrol. Namun hidupku selalu bersama orang-orang yang nggak memahaminya. Dan lama kelamaan aku pun terbiasa dengan kehidupan sendiri seperti ini, yang sudah berjalan 4 tahun lebih. Aku belum wisuda karena masih berkutat dengan tugas akhirku. Padahal terakhir aku ambil mata kuliah ya di semester 8. Itupun hanya 2 sks, aku merasa seperti beban keluarga karena aku harus tetap bayar uang semester yang menurutku nggak sedikit. Dan sekarang semester 9 sudah berakhir, yah semoga orangtuaku memaafkanku.
Hubunganku dengan keluargaku nggak seakrab keluarga bahagia, aku nggak akrab dengan ayah, bahkan sekarang nggak pernah ngobrol kecuali membahas pendidikanku atau ayahku menceritakan pekerjaannya (jurusan kuliahku sama dengan pekerjaan ayahku). Dan aku nggak merasa nyaman ketika di rumah hanya ada ayahku saja. Kalau hubunganku dengan ibuku lumayan baik, meskipun ibuku nggak memahami sifat aku yang harus dipancing untuk terbuka dan ibuku nggak pernah menanyaiku perihal masalah hidupku. Keluargaku nggak tau kalau aku sedang terpuruk dan memiliki banyak masalah. Keluargaku ngga tau kalau aku sedang membutuhkan dukungan dan semangat. Salahku juga yang nggak memberitahu mereka, ya semua salahku karna aku nggak berani menceritakan masalahku. Tapi kurasa nggak memberitahu malah bagus karna mereka nggak perlu repot memperdulikan aku, kan?
Sebenarnya sekitar 3 tahun aku ditemani sama 1 orang yang sangat baik namun aku tetap nggak terlalu terbuka dengannya. Namun dia tau sifatku dan sangat memahami jika aku sedang memiliki masalah. Dia bisa dikatakan adalah my bromance selama tinggal jauh dari keluarga karna kuliahku diluar kota. Kadang dia menyarankan aku untuk pergi ke psikiater, siapa tau aku bisa memahami diriku dibantu psikiater. Namun aku nggak yakin aku bisa terbuka dengan psikiater karna orang yang baru aku temui akan membuatku canggung. Terkadang ketika aku merasa sedang terpuruk temanku ini bisa mengetahuinya tanpa aku cerita, namun dia hanya mengetahui jika aku sedang memiliki masalah saja karna aku nggak pernah menceritakan masalah apa yang sedang terjadi.
jackoo~
Purwokerto, 24 Januari 2019
Komentar
Posting Komentar