Ceritanya Jackoo~
Sudah minggu ke 2 di Bulan September tahun 2025. Betapa cepatnya waktu bergerak, semua pilihan yang kita ambil untuk menggunakan waktu sangat menentukan akhir cerita. Sebagai si paling safe zone, aku selalu teliti dalam menentukan pilihan. Niatnya sih agar pilihan yang kupilih itu benar, tapi seringnya hasil yang kudapatkan adalah kesalahan.
Umur 28 di tahun ini, ternyata aku masih punya hutang, dan terkadang aku lelah dengan hidup setiap bulan bergantung pada gaji dan tunjangan. Aku harus mencari penghasilan tambahan di luar pekerjaan utamaku. Agar hidupku tidak hanya bergantung pada satu pemasukan.
Aku ingin melunasi, tapi terkadang ada hal-hal diluar kehendakku yang tiba-tiba. Aku akan ceritakan.
Aku adalah anak kedua dari 3 bersaudara, anak satu-satunya. Saat ini kakakku sudah menikah dan punya 1 anak, sementara adikku sedang kuliah. Orangtuaku sudah berumur, mama seorang ibu rumah tangga dan papa wiraswasta yang saat ini sedang mengerjakan proyek konstruksi. Di umur dia yang tentu sudah tua, dia memilih jalan yang salah, menurutku. Bermula dari dua tahun lalu, dimana umur dia sudah mendekati umur orang-orang untuk pensiun. Dia berniat untuk membuka warung rumah makan yang menjual sate cempe (kambing muda) atas dasar besannya alias orangtua suami kakakku punya rumah makan di salah satu kota di jawa tengah dan cukup laris di daerahnya. Berbekal dari hal tsb, papa meminta resepnya lewat mantunya dan tentu saja diberikan. Setelah resep dapat, lalu cari tempat untuk disewa, setelah dapat tempat lalu merenov tempat sewaan tersebut. Awalnya terjadi perdebatan antara papa dan mama, karena belum juga buka usaha sudah merenov alias mengeluarkan ekstra budget yang menurutku terlalu over. Karena pemikiranku adalah warung sate kambing yang laris di tempatku itu ratarata hanya tendaan dan gerobakan, tidak dibuat seperti rumah makan. Setelah merenov dan membeli perabotan mulailah pembukaan rumah makan itu.
Soft Opening!
Papa memilih soft opening dengan menggratiskan satenya untuk 10 orang tercepat setiap hari selama 3 hari. Oke, hal ini biasa aja, untuk menarik pelanggan memang harus mengeluarkan budget di awal alias bakar duit. Yang mengelola rumah makannya adalah kakak dan kakak iparku, ditambah kakaknya kakak iparku dan istrinya. Awalnya sistemnya gaji tiap bulan. Tapi, bisnis emang tidak bisa ditebak, pembeli tidak banyak mengakibatkan pemasukan juga tidak banyak, sedangkan sewa tempat tetap berjalan. Selain pembeli yang tidak banyak, papa melakukan kesalahan menurutku. Yaitu dengan bakar duit terus-terusan. Setiap ada temannya berkunjung, semua pesanan mereka digratiskan. Wow! Sultan banget tu! Papaku orangnya gengsian, gengsi selangit. Gamau orang tau kalau bisnisnya ga bagus, ga profit, bahkan terkadang rugi. Masalahnya, teman yang berkunjung ini bukan orang dalam kota. Apa gunanya menggratiskan mereka yang mungkin itu pertama dan terakhir berkunjung ke kota ini? Kakakku marah dan kecewa, karena berdampak ke modal mereka. Kenapa? Karena papaku tidak membayar tagihan temannya, hanya menggratiskan.
Part 1 Selesai
Komentar
Posting Komentar